NERACA PEMBAYARAN DAN
NERACA HUTANG-PIUTANG LUAR NEGERI
Ekonomi Internasional ialah
transaksi-transaksi atau gejala-gejala ekonomi internasional. Semua transaksi
ekonomi internasional suatu perekonomian oleh pemerintah negara yang bersangkutan
pada umumnya dicatat,dikumpulkan dan kemudian disusun dalam bentuk ikhtisar
yang biasa disebut neraca pembayaran luar
negeri, yang tidak jarang pula disebut neraca
pembayaran luar negeri, yang tidak jarang pula disebut juga neraca
pembayaran internasional.
1. Neraca Pembayaran
Internasional
Neraca pembayaran internasional suatu
negara yang biasanya juga disebut neraca
pembayaran ,neraca pembayaran luar negeri, ‘balance of payments’, ‘balance of
internasional payments’, atau ‘internasional
balance of payments’, biasa didefinisikan sebagai suatu ikhtisar yang
tersusun secara sistematik yang memuat semua transaksi-transaksi ekonomi luar
negeri yang diadakan oleh penduduk negara bersangkutan, untuk jangka waktu
tertentu.
Neraca pembayaran internasional
merupakan catatan yang memuat transaksi-transaksi yang diadakan oleh penduduk
negara tersebut dengan penduduk lain untuk jangka waktu tertentu.
2. Transaksi Ekonomi
Internasional
Pada umumnya transaksi-transaksi ekonomi
berupa pemindah-tanganan hak milik atas suatu benda dari tangan orang yang satu ke tangan orang lain
ataupun berupa penunaian jasa yang dilakukan oleh orang yang satu untuk orang
yang lain. Selain itu, perubahan susunan dan nilai hutang-piutang serta kekayaan
penduduk negara bersangkutan di negara lain juga tercakup dalam istilah
transaksi ekonomi internasional.
3.
Transaksi
Kredit dan Transaksi Debit
Transaksi-transaksi dalam neraca
pembayaran internasional perlu lebih lanjut dibedakan transaksi-transaksi mana
yang merupakan transaksi kredit, dan
transaksi-transaksi mana yang merupakan transaksi
debit. Karena, tanpa adanya pembedaan ini, suatu neraca pembayaran
internasional tidak akan mempunyai arti sama sekali. Dalam kita
menggolong-golongkan transaksi internasional ke dalam transaksi kredit dan
transaksi debit, prinsip-prinsip yang perlu kita perhatikan ialah:
a) Transaksi kredit, apabila
transaksi tersebut mengakibatkan timbulnya atau bertambahnya hak bagi penduduk
negara yang mempunyai neraca pembayaran internasional tersebut untuk menerima
pembayaran dari negara lain.
b) Transaksi debit, apabila
transaksi tersebut mengakibatkan timbulnya atau bertambahnya kewajiban bagi
penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan
pembayaran kepada penduduk negara lain.
4.
Dasar
Waktu Pencatatan Transaksi Perdagangan Dalam Pembayaran Internasional
Sejalan dengan kenyataan bahwa transaksi
jual-beli terdiri dari tiga phase dalam pelaksanaannya, maka bagi kita dalam
mengatasi persoalan di atas terbuka juga tiga macam pilihan time basis atau dasar waktu yang masing-masing mempunyai kebaikan-kebaikan serta
kelemahan-kelemahannya sendiri-sendiri.
Ketiga macam time basis tersebut ialah:
1)
Dasar
waktu pembayaran atau the payments time basis yang biasa juga disebut the cash basis
2) Dasar waktu perjanjian atau
the transaction time basis
3) Dasar waktu penyerahan atau
the movement time basis
5.
Beberapa
Sumber Neraca Pembayaran Indonesia
Neraca
pembayaran luar negeri Indonesia dapat diperoleh dari beberapa penerbitan resmi,
antara lain:
1) Nota keuangan dan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing-masing tahun anggaran oleh
Departemen Keuangan Republik Indonesia
2) Bank Indonesia: Laporan
Tahun Pembukaan, yang diterbitkan setiap tahun
sekali untuk masing-masing tahun anggaran oelh Bank Indonesia
3) Statistik
Ekonomi-Keuangan Indoensia, yang diterbitkan dua
bulan sekali oleh Bank Indonesia
4) Statitstik Indonesia:
Statistical Yearbook of Indonesia, yang diterbitkan
oleh Biro Pusat Statistik setahun sekali
5) Indikator Ekonomi,yang
diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik sebulan sekali.
Perlu
lah kiranya diketengahkan di sini suatu catatan bahwa neraca-neraca pembayaran
yang diterbitkan berbagai penerbitan resmi tersebut di atas susunan dan
angka0angkanya tidak selalu sesuai. Perbedaan-perbedaan tersebut kemungkinan
merupakan akibat :
1) Penggunaan
dasar waktu yang berbeda
2) Penggunaan
sistematika yang berbeda
3) Perbedaan
sumber statistik yang dipakai
4) Perbedaan-perbedaan
yang timbul disebabkan karena angka yang satu maish merupakan angka sementara,
sedangkan angka yang lainnya merupakan angka yang sudah terpenuhi.
6.
Pos-pos
dasar Neraca Pembayaran
1)
Transaksi Dagang (Trade)
·
Barang-barang (visible trade)
·
Jasa-jasa (invisible trade)
2) Pendapatan
modal (income on investment)
3) Transaksi-transaksi
Unilateral (unilateral transasction)
4) Penanaman
Modal Langsung (direct investment)
5) Hutang
piutang jangka panjang (longtearn loan)
6) Hutang
piutang jangka pendek (short-term loan)
7) Sektor
Moneter (monetery sector)
Adapun selengkapnya
susunan dengan model IMF untuk pos neraca
barang dan jasaadalah sebagai berikut:
Neraca Barang-barang
dan jasa-jasa:
a) Neraca
perdagangan barang (visible trade)
1. Barang-barang
2. Emas
tidak moneter
b) Neraca
jasa-jasa (invisible trade)
1. Ongkos
pengangkutan dan asuransi
2. Ongkos
transport lain-lain
3. Perjalanan
luar negeri
4. Pendapatan
model
5. Pemerintah,
tidak termasuk dalam bagian lain
6. Jasa-jasa
lainnya.
Pos pos dasar neraca
pembayaran
Penyajian neraca pembayarn yang
cukup terperinci seperti yang tercantum pada lampiran tersebut, diharapkan
masyarakat akan dapat memanfaatkan data yang disajikan dalam neraca pembayaran
tersebut secara maksimal. Sebelumkita menguraikan lebih lanjut mengenai makna
pos pos dasar tersebut diatas, kiranya perlu diketengahkan disini bahwa
penggolongan dasar pos pos tersebut diatas sedikit menyimpang dari susunan
neraca pembayaran yang disarankan oleh IMF.
Neraca
barang barang dan jasa jasa:
a. Neraca
perdagangan barang:
1. Barang
barang
2. Emas
tidak moneter
b. Neraca
jasa jasa:
1. Ongkos
pengangkutan dan asuransi
2. Ongkos
transpor lain lain
3. Perjalanan
luar negri
4. Pendapatan
modal
5. Pemerintah,
tidak termasuk dalam bagian lain
6. Jasa
jasa lainnya
A.
Transaksi
dagang
Yang
kita catat dalam pos ini ialah semua transaksi ekspor dan impor barang dan
jasa. Ekspor barang dan ekspor jasa kita catat dalam pos perdagangan disebelah
kredit, sedangkan transaksi impor barang dan impor jasa kita catat dalam pos
perdagangan dibagian debit .Transaksi perdagangan kita sebut sebagai visible
trade, apabila benda yang kita ekspor atau yang kita impor merupakan penuaian
jasa, maka transaksi tersebut kita golongkan sebagai invisible trade atau
transaksi jasa.
B.
Pendapatan
Modal
Pos
ini meliputi semua transaksi peenerimaan pendapatan yang berasal dari penanaman
modal kita diluar negri dan penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain
yang merupakan akibat adanya modal asing yang tertanam dalam perekonomian kita.
Dalam pos ini kita catat juga laba yang tidak dibagikan dari cabang cabang
perusahaan asing yang ada di negara kita.
C.
Transaksi
transaksi unilateral
Yang
tergolong dalam transaksi unilateral adalah transaksi transaksi hadiah, bantuan
dan transfer unilateral. Berbeda dengan transaksi jual beli, transaksi hadiah
atau gift tidak mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima barang untuk
mengadakan pembayaran harganya kepada si penyerah barang tersebut. Dari segi
pemberi hadiah transaksi penyerahan barang tidak pula menimbulkan hak kepadanya
untuk menerima pembayaran dari si penerima barang. Transaksi yang tidak
menimbulkan hak atau kewajiban secara yuridis adalah merupakan transaksi
sepihak yaitu yang biasa disebut transaksi unilateral. Jadi misalnya seorang
penduduk indonesia mendapat kiriman barang sebagai hadiah ulang tahunnya dari
penduduk negara lain, pemerintah kita menerima obat obatan sebagai sumbangan
untuk korban bencana alam yang kita peroleh dari penduduk negara lain.
D. Penanaman Modal
Langsung
Dalam
istilah neraca pembayaran internasional yang tergolong sebagai transaksi direct
investment ialah transaksi jual beli saham dan perusahaan yang diadakan oleh
penduduk negara yang satu dengan penduduk negara yang lain dan penanaman modal
langsung yang diadakan oleh penduduk suatu negara lain.
E.
Utang
piutang Jangka Panjang
Yang
tercatat pada pos ini meliputi semua transaksi kredit jangka panjang. Pada
umumnya yang dimaksud dengan kredit jangka panjang ialah kredit dengan jangka
waktu pembayaran lebih dari satu tahun. Dengan demikian suatu neraca pembayaran
internasional pos long term loannya akan dikredit apabila penduduk negaranya
ada yang berhasil menjual surat surat obligasi kepada negara lain, penduduk
negara tersebut menerima pembayaran kembali pinjaman jangka panjang yang
dipinjamkan kepada penduduk negara lain dan apabila penduduk negara tersebut
dalam tahun neraca pembayaran mendapatkan pinjaman jangka panjang dari penduduk
negara lain.
F.
Utang
Piutang Jangka Pendek
Uraian
mengenai pos ini sama dengan uraian pos long term loan, hanya saja bedanya
ialah bahwa dalam pos long term loan, transaksi hutang piutang yang dicatat
ialah hutang piutang jangka panjang, sedangkan dalam pos long term capital
transaksi hutang piutang yang dicatat hanyalah transaksi hutang piutang jangka
pendek yang jatuh temponya melebihi satu tahun.
G.
Sektor
Moneter
Sektor
moneter terdiri dari:
Bank
sentral
-
Hubungan dengan IMF
-
Kewajiban kewajiban
jangka pendek
-
Mutasi cadangan devisa
-
Mutasi cadangan emas
moneter
Bank
bank devisa
-
Kewajiban kewajiban
jangka pendek
-
Mutasi cadangan devisa
Transaksi
yang terjadi pada pos sektor moneter pada dasarnya merupakan transaksi
pembayaran. Yaitu pembayaran terhadap transaksi yang tercatat pada current
account dan investment account .
Hubungan antara neraca
pembayaran dengan neraca hutang piutang luar negri
Pembagian neraca
pembayaran kedalam neraca transaksi berjalan dan neraca transaksi modal yang
biasa juga disebut dengan neraca transfer didasarkan atas ada tidaknya hubungan
langsung antara pos bersangkutan dengan pos yang ada dalam balance of indebtedness,
yang kita sebut hutang piutang luar negri. Bilamana sebuah pos dasar atau
sebuah transaksi secara langsung tidak mengakibatkan berubahnya nilai pos pada
neraca hutang piutang luar negri, maka pos atau transaksi tersebut kita masukan
kedalam neraca transaksi berjalan. Sebaliknya apabila sebuah pos neraca
pembayaran secara langsung mempengaruhi nilai dalam salah satu pos dalamneraca
hutang piutang luar negri. Neraca pembayaran dari segi akuntansi tersebut
menghasilkan pengelompokan yang bersifat umum seperti dibawah ini
a. Neraca
transaksi berjalan
1. Transaksi
perdagangan
2. Pendapatan
modal
3. Transaksi
uni lateral
b. Neraca
transaksi modal
1. Penanaman
modal langsung
2. Hutang
piutang jangka pendek
3. Hutang
piutang jangka pendek
4. Sektor
moneter
Neraca hutang piutang luar
negri
Kalau neraca pembayaran
suatu negara mengiktisarkan semua transaksi ekonomi luar negri yang diadakan oleh penduduk negara bersangkutan
dengan penduduk negara lain. Neraca hutanag piutang luar negri besarnya hutang
piutang penduduk negara tersebut dengan penduduk negara lain serta harta
kekayaan milik penduduk negara lain yang ada dalam perekonomian negara
tersebut.
Kebijakan Valuta Asing
Kurs valuta asing
sering diartikan sebagai banyaknya nilai mata uang suatu negara yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan satu unit nilai uang asing dolar. Kurs valuta
asing adalah nilai tukar yang menggambarkan banyaknya rupiah yang harus
dikeluarkan untuk mendapatlkan dolar. Data kurs valuta valuta asing tidak
selalu stagnan karena pada dasarnya kurs valuta asing senantiasa terus berubah,
hal ini dikarenakan oleh permintaan valas, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan
ekonomi. Faktor pengawasan pemerintah dilakukan secara fiskal dan moneter .
Spekulasi memiliki dampak bahwa perkiraan yang negatif terhadap suatu negara
akan akan menyebabkan turunnya permintaan mata uang. Hal ini kemudian berdampak
pada positifnya nilai caddangan devisa menimbulkan sentimen yang baik baik mata
uang domestik yg akhirnya menghasilkan nilai mata uang teersebut.
Neraca perdagangan :
pendekatan analisis parsial
Konsepsi
kurva permintaan dan penawaran pasar dapat dipergunakan untuk menerangkan baik
perdagangan antar-daerah maupun perdagangan antar-negara. Oleh karena konsepsi
ini bukan memperhatikan sebagian kecil saja dari perekonomian, yaitu bahkan
hanya memperhatikan satu komoditi saja, dan tidak memperhatikan sama sekali
pantulan yang mungkin timbul dari sektor-sektor lainnya dalam [erekonomian,
maka pendekatan ini dapat di kategorrikan sebagai pendekatan parsial atau
lengkapnya partial equi;ibrium analysis.
1.
Perdagangan
Antar-Daeerah
Dengan
menyadari adanya perbedaan-perbedaan antar daerah dalam hal jumlah penduduk,
pendapatan masyarakat baik total, per kapita ataupun pendistribusiannnya, kesukaan,
selera atau cita rasa penduduk, keaneka-ragaman barang-barang dan jasa-jasa
yang tersedia, dan seterusnya, maka kiranya mudah dipahami bahwa kurva
permintaan pasar akan barang yang sama tendensinya berbeda-berbeda antara
daerah yang satu dengan daerah lainnya. Untuk mudahnya kita misalkan suatu
negara terdiri dari dua pulau, yaitu pulau A dan pulau B, yang mula-mulanya
sama sekali tidak ada kontak atau hubungan di antara masyarakat kedua pulau
tersebut.
Kalau misalnya mula-mula sama sekali
tidak ada kontakn antara penduduk pulau A dengan penduduk pulau B. Dalam
keadaan demikian maka keadaan ekuilibrium pasar dipulau A dan B akan terbentuk
dengan nilai-nilai ekuilibrium :
A. Di pulau A :
a. Harga
ekuilibrium barang X = OPA /X
b. Jumlah
konsumsi barang X =OXA / bulan
c. Jumlah
produksi barang X = OXA /bulan.
B. Di pulau
B :
a. Harga
ekuilibrium barang X = OPA / X
b. Jumlah
konsumsi barang X = OXA / bulan
c. Jumlah
produksi barang X = OXA /bulan.
Dari
contoh diata jelas dalam keadaan tertutup, yaitu tidak ada hubungan dagang
dengan daerah lain, dalam keadaan ekuilibrium jumlah produksi selalu sama
dengan jumlah konsumsi.
2.
Perdagangan
Aantar-Bangsa
Analisis
permintan dan penawaran yang dipergunakan untuk menerangkan perdagangan
antar-daerah seperti diuraikan diatas
sepenuhnya berlaku juga untuk perdagangan antar-bangsa, yaitu kita sebut juga
perdagangan antar-negara atau perdagangan internasional. Perbedaan jumlah
penduduk, perbedaan pendapatan, perbedaan kesukaan dan perbedaaan keaneka
ragaman barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia bagi konsumen menyebabkan
permintaan pasar terhadap akan suatu barang berbeda dengan negara yang satu
dengan negara lainnya. Dilain [ihak apa yang bisa disebut factor endowment, yaitu kuantitas, kualitas dan komposisi
sumber-sumber daya, berbeda dengan negara yang satu dengan negara yang lain.
Di samping sifat-sifat yang sama
seperti disebutkan di atas ada dua hal pokok yang banyak dijumpai dalam
lalu-lintas perdagangan antar-bangsa tetapi jarang kita jumpai dalam
lalu-lintas perdangan antar-daerah, yaitu:
A. Mata
uang yang berlaku di negara pengimpor pada umumnya berbeda dengan mata uang
yang berlaku di negara pengekspor. Kenyataan ini menyebabkan timbulnya
masalah-masalah, seperti misalnya : kurs devisa, risiko perubahan kurs devisa, cadangan
valuta asing dan lain-lain lagi.
B. Kebijakan
pemerintah, seperti misalnya, bea atau tarif, kuota, subsidi dan sebagainya,
banyak di kenakan pada perdagangan antar-negara, tetapi jarang dikenakan pada
perdagangan antara-daerah.
3.
Permintaan
Empor dan Penawaran Ekspor
Model
analisi perdagangan antar negara dengan menggunakan konsepsi kurva permintaan
dan penawaran pasar seperti diuraikan diatas agak sukar dipergunakan untuk
menggambarkan masalah elastisitas. Pada hal nanti kita akan menyaksikan bahwa
banyak kebijakan ekonomi luar negeri pemerintah mengenai keberhasilannya sangat
ditentukan oleh tinggi-rendahnya elastisitas. Permintaan impor dan elastisitas
penawaran ekspor. Masalah tersebut sedikit dapat teratasi apabila untuk
persoalan yang sama diuraikan dengan menggunakan konsepsi pembuatan impor dan
penawaran ekspor.
4.
Bea
dan Subsidi
Dengan
berbagai pertimbangan, pemerintah sering membebankan pungutan terhadap impor
maupun ekspor barang-barang dan jasa-jasa dimana secara langsung importir
maupun eksportir yang dikenai pungutan tersebut tidak meneriman balas jasa
apapun. Pungutan ini biasa disebut bea, tariff atau dutty. Bea yang dibebankan
pada impor disebut bea impor, impor tarif atau impor duty, bea yang digunakan
pada ekspor disebut bea ekspor, sedangkan bea yang di kenakan pada
barang-barang yang melewati daerah pabea negara pemungut disebut bea transitto
atau transit duty.
Cukup banyak pengaruh ekonomi dari bea dan subsidi,
antara lain ialah : pengaruhnya terhadapa perdagangan, (yaitu yang
dimaksud di sini pengaruhnya terhadap
impor dan atau ekspor) yang sering juga disebut trade effect, pengaruh terhadap harga atau price effect,
pengaruh terhadap konsumsi atau consumption effect, pengaruh terhdap produksi
atau production effect, yang sebenar-benar lebih lazim disebut protective
effect, pengaruh terhadap neraca pembayaran luar negeri yaitu balance of
payments effect, pengaruh terhadap pembagian pendapatan nasional redistribution
effect, pengaruh terhadap kesempatan kerja yaitu employment effect, pengaruh
terhadap dasar tukar atau term of trade effect, dan pengaruh terhadap
pendapatan negara yang di sebut juga revenue effect. Dari berbagai macam
pengaruh tarif tersebut, hanya beberapa saja yang akan kita perhatikan,
terutama ialah trade effect dan price effect.
Subsidi boleh dikatan merupakan keblikan dari bea. Kalau
bea lebih lazim dikenakan pada impor, subsidi lebih azim dikenakan pada impor.
Subsidi lebih lazim kenanakn pada ekspor. Meskipun biasanya ada juga
barang-barang yang dikenai bea ekspor atau dikenai subsidi impor. Subsidi
merupakan pembayaran/pemberin uang oleh pemerintah kepada seseorang yang
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan, dimana tidak ada balas jasa yang
langsung.
Devaluasi dan Revaluasi
Dalam uraian-uraian
sebelumnya dipergunakan asumsi bahwa kurs dollar Australia dinyatakan dalam
rupiah setinggi Rp 700/$A. Dalam uraian-uraian tersebut secara implisit
diasumsikan bahwa kurs tersebut tetap dan tidak dipengaruhi oleh nilai ekspor
ataupun nilai impor. Keadaan seperti ini hanya terjadi kalau pemerintah
menggunakan sistem devisa dimana kurs devisa ditetapkan oleh pemerintah negara
bersangkutan; misalnya sistem pengawasan devisa dan sistem kurs tambatan.
Kelak pada bab-bab yang
memperbincangkan masalah penyeimbangan kembali neraca pembayaran yang tidak
seimbang, kita akan menemukan bahwa dalam sistem devisa di mana kurs devisa
ditentukan oleh pemerintah, maka sebagai akibat adanya perubahan daya beli mata
uang dalam negri ataupun daya beli mata uang asing, pemerintah kadang-kadang
perlu mengadakan penyesuaian kurs devisa. Dengan sendirinya ada dua kemungkinan
penyesuaian, yaitu:
1. Apabila
dirasakan mata uang dalam negri dinilai terlalu tinggi, yaitu biasa disebut
bahwa mata uang dalam negri terdapat overvalued, maka ini berarti bahwa kurs
valuta asing ditetapkan terlalu rendah, maka biasanya pemerintah meningkatkan
tingginya kurs valuta asing. Tindakan pemerintah yang berupa meningkatkan kurs
valuta asing dinyatakan dalam mata uang dari negara tersebut dapat disebut
sebagai kebijaksanaan devaluasi.
2. Apabila
dirasakan mata uang dalam negri dinilai terlalu rendah dinyatakan dalam valuta
asing, maka ini mempunyai makna bahwa kurs valuta asing sudah terlalu tinggi.
Dalam keadaan seperti ini pemerintah biasanya mengambil kebijakan revaluasi,
yaitu menurunkan nilai kurs valuta asing atau dengan kata lain mata uang
sendiri nilainya terhadap mata uang asing dinaikkan. Dalam sejarah perekonomian
kita belum pernah pemerintah melakukan kebijakan revaluasi.
Devaluasi
akan berhasil memperbaiki neraca pembayaran apabila dipenuhi syarat hasil penjumlahan
koefisien elastisitas permintaan luar negri akan komoditi ekspor negara yang
melakukan devaluasi dengan koefisien elastisitas permintaan dalam negri akan
komoditi impor lebih besar daripada satu.
Pendapatan Nasional
Ekuilibrium
Dari
segi sumber atau asalnya, pendapatan nasional terdiri dari konsumsi dan
investasi.
Jadi C+I=Y. Sedangkan, dari sudut penggunaannya,
pendapatan nasional sebagian untukpengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya
adalah merupakan saving. Yaitu Y=C+S
Apabila
pendapatan dalam periode 0 digunakan dalam periode 1, pendapatan nasional pada
periode 1digunakan untuk periode 2 dan demikian seterusnya, maka hubungan
konsumsi, investasi, saving dan pendapatan nasional dapat di lukiskan seperti
berikut.
C0 + I0 =Y0
Y0=C1+S1
C1+I1=Y1
Y1=C2+S3
Yang
dimaksud pendapatan nasional ekuilibrium
adalah tingkat pendapatan nasional dimana tidak ada kekuatan ekonomi yang
mempunyai tendensi untuk mengubahnya. Ini berarti bahwa pendapatan akan ada
dalam keadaan ekuilibrium apabila di penuhi syarat: Y0=Y1=Y2=Y3=Y4 dan
seterusnya. Dan konsumsipun akan berada dalam keadaan ekuilibrium pada saat:
C0=C1=C2=C3 dan seterusnya. Dengan uraian yang sama, dapat kita tarik kesimpulan
yang sama terhadap saving. Yaitu dimana Y0=Y2 dan seterusnya.
Jadi bahwa pendapatan nasional akan mencapai
ekuilibrium bilamana dipenuhi sayarat;
S=I………………………………………………………………………………………….
Pendapatan nasional ekuilibrium
Ada 2 buah carauntuk menemukan formula untuk
menghitung tingkat pendapatan ekuilibrium. Kedua cara tersebut adalah :
Y=C+I
C=a +cY
Maka : Y=a+cY+I
Y-cY=a+i
(1-c)Y=a+I
Y
Dari uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan nasional akan mencapai ekuilibrium
pada tingkat pendapatan nasional setinggi:
Y ……………………………………..
Efek Terhadap Neraca Perdagangan
Neraca
Perdagangan (Trade Balance) adalah sebuah ukuran selisih antara nilai impor dan
ekspor atas barang nyata dan jasa. Tingkat neraca perdagangan dan perubahan
ekspor dan impor diikuti secara luas dalam pasar valuta asing. Efek terhadap
neraca perdagangan cenderung
menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila
suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini
dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari
globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor
produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang
bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan)
investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat
berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar